Skip to content

Stasiun Gawok, Tempat Bermain Kak Asa

  • by
stasiun gawok kartasura

Memiliki anak lelaki yang demen bingit ama kereta api, kudu siap siaga untuk menemaninya menjumpai sang pujaan. Mode transportasi darat terberat dengan suaranya yang melengking lebih dari 2 km ini telah menjadi kendaraan favorit anak pertama, yakni Kak Asa.

Dulu sewaktu di Bondowoso, saya perlu menempuh sekira 40 km ke kota Jember untuk menenaminya ke stasiun. Berhenti di stasiun dan membiarkannya melihat-lihat kereta api. Kini, jarak sejauh itu sudah tidak dilalui lagi. Pasalnya, kami berada di daerah Kartasura dimana jarak rumah ke stasiun terdekat yakni stasiun Gawok hanya 2,5 km.

Cinta Pada Kereta Api

Sewaktu sekolah dasar kelas 2, kak Asa lebih memilih naik kereta api sewaktu liburan sekolah untuk menengok mbak di Semarang. Perjalanan menggunakan kereta api dari Jember ke Semarang bisa dikatakan seluruhnya menggunakan kereta api.

Dari Bondowoso ke Jember, kami naik bus atau angkot ganti 2 kali. Pernah juga menggunakan mobil dan diparkir di Stasiun Jember. Dari Jember menggunakan kereta api dan tiba di Solo malam hari. Bermalam di kota Solo, lalu melanjutkan perjalanan ke Semarang esok harinya menggunakan kereta api lokal.

Dari Semarang nginep beberapa hari, lalu balik ke Solo (kembali) menggunakan kereta api, lalu dilanjutkan ke Jogjakarta dengan kereta rel listrik (KRL). Catatan, bahwa kereta lokal Semarang-Solo yakni KA Kalijaga yang digunakan waktu itu, saat ini sudah tidak beroperasi.

Liburan di Jogja beberapa hari lalu balik ke Jember dengan kereta api.

Liburan keluarga dengan rute terpanjang adalah saat menengok mbah di Cilacap dan Banjarnegara. Kami menggunakan kereta api dari Jember dan berhenti di Purwokerto. Ada 16 jam perjalanan. Muter-muter di ketiga kota tersebut dengan mencarter mobil.

Begitu cintanya dengan kereta api, kak Asa hafal semua stasiun sekaligus jadwal pemberangkatan kereta.

Pernah suatu ketika, kak Asa pengen naik kereta api eksekutif, dan saya menemaninya dari Jember ke Surabaya. Berangkat jam 11 malam dan tiba di stasiun Gubeng jam 3 pagi. Jam 8 pagi balik lagi ke Jember dengan menaiki kereta api yang sama yaitu KA Mutiara Selatan. Baca juga: Solo hiking antara perlu dan tidak harus dilakukan.

Kak Asa sedang ngobrol dengan petugas kereta Api di Stasiun JemberKondisi tempat parkir di stasiun JemberKondisi stasiun Jember saat malam hari

Stasiun Gawok Tempat Bermain

Nah, sekarang kami sudah tinggal di Kartasura Sukoharjo. Tidak begitu jauh dari rumah, sejarak 2,5 km, terdapat stasiun kereta api, yakni Stasiun Gawok. Kala malam hari atau pagi hari, suara kereta api terdengar dari rumah.

Pertama kali mendengar suara kereta api dari kejauhan, sewaktu saya dan kak Asa olah raga di area persawahan jam 8 pagi beberapa pekan setelah pindahan. Lamat-lamat terdengar suara kereta dari kejauhan. Rasa penasaran yang ingin dipuaskan menjadikan acara olah raga pagi hari itu diisi juga dengan mencari stasiun kereta api terdekat. Sampailah, kami di stasiun Gawok.

Selama tujuh bulan, awal tinggal di Kartasura, hampir setiap minggu, Kak Asa mengajak ke Stasiun Gawok. Biasanya saya parkir kendaraan di seberang jalan depan stasiun, lalu kak Asa masuk ke stasiun Gawok dan melihat kereta yang datang. Antara setengah jam hingga satu jam, dia duduk di ruang tunggu, lalu beranjak melihat kereta datang yang diawali bunyi sirene penutup palang perlintasan. Baca juga: Menyusuri sungai di lembah Piramid Kabupaten Bondowoso.

bermain di stasiun Gawok
Melihat sebuah kereta rel listrik yang melintas

Di ruang tunggu yang berukuran cukup luas sekira 7 x 10 meter, terdapat mesin electronic data capture (EDC) untuk mengecek dan pembayaran e-money. Teknologi yang tidak ditemui di stasiun Jember karena tidak adanya KRL.

Mesin EDC stasiun Gawok

Setelah cukup puas, kami pulang dan saya bertanya kereta apa saja yang melintas. Saya tanya detail keretanya dan perkiraan jumlah penunmpang yang terlihat.

Di masa pandemi gelombang kedua, jumlah kereta yang lewat tidaklah banyak karena banyak kereta yang diistirahatkan. Baru dua bulan terakhir ini, jumlah kereta yang lewat lebih banyak dengan penumpang yang penuh.

Penumpang yang turun di stasiun Gawok, sebagai stasiun transit dari kota Jogjakarta ke kota Surakarta, cukup banyak dibandingkan masa pandemi.

Saya perkiraan pada masa pandemi gelombang ketiga sekarang ini, jumlah penumpang dan kereta yang melintas berkurang.

Suasana stasiun Gawok Menunggu kereta datangKaK Asa di depan KRL yang berhentiTaman stasiun Gawok yang juga sebagai tempat parkirjadwal KRL dari Solo Ke JogjakartaJadwal KRL dari Jogjakarta ke Solo

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!